Minggu, 21 Januari 2018

ULANGAN 9:14

ULANGAN 9:14



“Biarkanlah Aku, maka Aku akan memunahkan mereka dan menghapuskan nama mereka dari kolong langit; tetapi dari padamu akan Kubuat suatu bangsa yang lebih berkuasa dan lebih banyak dari pada bangsa ini"
Ternyata Tuhan pernah berencana untuk memilih bangsa lain. Bangsa yang lahir dari Musa. Bangsa yang berdarah Israel, tetapi secara khusus keturunan suku Lewi saja. Itu pun istimewa, hanya yang berasal dari Musa, bukan saudara kandungnya Harun atau Miryam. Kedua saudara Musa itu juga masuk dalam daftar yang akan dimusnahkan Tuhan.
Apa sebabnya? Pada ayat 12 memberikan penjelasan bahwa bangsa Israel membuat patung tuangan dan menyembah patung itu. Bangsa Israel sudah melihat kuasa Tuhan yang mengagumkan ketika melintasi laut Teberau/Merah tanpa kapal. Tetapi hanya dengan mujizat Tuhan, mereka berjalan melintasi daratan dari laut yang dibelah. Mereka sudah melihat ada “Kuasa Yang Dahsyat” yang menyertai dan melindungi mereka, tetapi hanya sesaat datanglah keraguan di pikiran mereka. Mereka mulai berpikir bahwa saat ditinggal sebentar oleh Musa naik di Gunung Sinai 40 hari lamanya, masa depan mereka berada di ujung tanduk. Musa jangan-jangan punya rencana busuk, untuk membunuh mereka di padang gurun. Hal ini bisa saja terjadi karena, pertama Bangsa Israel yang keluar dari tanah Mesir pasti mengetahui identitas atau riwayat Musa (bekas pangeran Mesir). Kedua, mental mereka masih mental budak (dalam ilmu psikologi, orang yang sering diperlakukan secara negatif juga akan memiliki pikiran negatif). Ketiga, mereka belum mempunyai kedekatan hubungan dengan Tuhan sehingga bangsa yang baru merdeka ini juga mencurigai Tuhan. Dan muncullah ide yang sepertinya cemerlang, tetapi fatal. Mereka membuat patung lembu emas tuangan, untuk disembah.
Musa, karena tindakan ceroboh bangsanya justru akan menerima janji istimewa. Tuhan memberitahukan Musa bahwa Dia akan membuat bangsa Israel musnah, dan membuat bangsa kesayangan “baru” dari keturunan Musa. Hebatnya, Musa bukan tipikal orang yang haus kepentingan diri sendiri tetapi dia lebih memilih untuk tidak menerima janji istimewa itu. Melainkan, dia memohonkan kasih sayang Tuhan agar Israel tidak dimusnahkan dan mengampuni bangsanya.
Musa adalah contoh pemimpin yang benar-benar peduli pada domba-dombanya. Karena Musa bangsa Israel tetap ada hingga saat ini. Jika dahulu Musa, mementingkan nama sendiri, pastilah bangsa Lewi menjadi bangsa yang luar biasa diantara bangsa-bangsa yang kita kenal saat ini. Kita tahu di akhir perjalanan padang gurun, Musa sendiri tidak masuk Tanah Perjanjian.
Jika kita menjadi Musa, apakah hati kita mampu untuk peduli meskipun disakiti oleh pihak-pihak yang kita perjuangkan bahkan kehilangan kesempatan-kesempatan mendapatkan apa yang seharusnya memang layak kita terima?

Yogyakarta, 29 November 2017
By: Agni Ardi Pratama
Mahasiswa Teologi-Konseling Kristen
UKRIM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar