Rabu, 10 Januari 2018

YUNUS SANG ‘UTUSAN’ DAGON: BUKTI KEDAULATAN ALLAH ATAS SEGALA HAL DEMI KEMULIAANNYA

YUNUS SANG ‘UTUSAN’ DAGON: BUKTI KEDAULATAN ALLAH ATAS SEGALA HAL DEMI KEMULIAANNYA, Majalah Bahana September 2013 Kolom Pesona Firman Halaman 81 By: Pdt. Parlaungan Gultom, Ph.D. (Dosen STTII Yogyakarta)
Lebih nyaman bersama Tuhan pada jalan-Nya yang lurus daripada jalan manusia yang berliku seperti dilakoni Yunus. Saya banyak menemui orang yang menyatakan pertobatan massal yang terjadi di Niniwe (3:4-9) sulit dicerna otak dan ujung-ujungnya kita semua harus berpuas diri denga jawaban “itulah kuat kuasa Allah!” Bagaimana mungkin satu kota kafir tiba-tiba tunduk kepada Allah yang benar? Walaupun diakui tak terlepas dari mukzijat Allah, ada satu penjelasan logis bagaimana Tuhan menggunakan Yunus dan keyakinan lokal orang Asyur dalam pertobatan kota Niniwe dari perbuatan mereka yang tak pantas di mata Tuhan. Salah satu kota megah yang dimiliki bangsa Asyur pada masa Yunus adalah Niniwe. Sama seperti bangsa pagan lainnya, orang Asyur berkutat dalam ajaran politeisme yang kuat. Salah satu dewa mereka adalah Dagon. Hal menarik mengenai Dagon, ia merupakan dewa ikan yang terkenal disembah oleh bangsa rumpum Mesapotamia (Asyur, Akadia, Babel, dll.) dan orang-orang yang hidup di daratan bagian timur Laut Mediterania. Dalam Alkitab pun kita bias menemukan nama ilah ini sebagai ilah orang Filistin (Hak. 16:23-24; 1 Sam. 5:1-7; 1 Taw. 10:8-12). Dari bukti sejarah, relik, pahatan, dan patung-patung, gambar rupa ilah ini banyak ditemukan dalam istana dan kuil-kuil Niniwe dan sekitarnya. Dalam berbagai peninggalan sejarah, ia digambarkan sebagai seorang pria yang menggunakan pakaian ikan dan juga gambaran setengah manusia setengah ikan. Kaitannya dengan Yunus, setelah tiga hari dan tiga malam menginap dalam perut ikan, Yunus dimuntahkan di tepi pantai Mediterania tepat di wilayah keyakinan lokal yang sangat menghormati dan mengagungkan dewa ikan, yakni Dagon. Cara hebat apa lagi yang dapat meyakinkan orang-orang setempat akan pesan ilahi selain kejadian yang dialami Yunus? Kisah Yunus yang dimuntahkan ikan pasti membangkitkan minat dan semangat masyarakat setempat bahwa Yunus adalah pembawa “kabar baik” sang dewa ikan. Banyak orang pasti siap menerima apa pun pesan yang hendak disampaikan oleh “utusan” dewa tersebut. Momentum yang baik untuk menjalankan kehendak Allah berada di tangan Yunus. Kehebohan yang ditimbulkan oleh Yunus mampu memberinya akses langsung ke hadirat sang raja kota Niniwe. Yunus lalu menyatakan hal yang perlu ia ungkapkan, seperti pertobatan, puasa dan perkabungan. Itulah yang tepatnya terjadi dalam kisah Yunus (3:6-9). Di sini kita bias melihat, oleh pesan yang disampaikan Yunus yang dimuntahkan dari perut ikan, Niniwe bertobat dan pertobatan massal tersebut dapat dijelaskan secara logis. Dari penjelasan ini, banyak hikmat yang dapat kita petik. Paling tidak ada dua hal yang menjadi pusat perhatian kita: 1. God is in control. Allah kita adalah Tuhan yang besar dan mahakuasa. Walaupun dunia ini memberontak, membenci, dan tidak ingin campur tangan Tuhan dalam hidupnya, Allah senantiasa hadir dan menggunakan pemberontakan serta kebencian dunia untuk menegakkan kehendak dan kebenaran-Nya. Allah kita berdaulat, mampu melakukan apa pun sesuai kehendak-Nya. Tidak ada manusia, hewan, atau ilah-ilah yang dapat melampaui kemahadahsyatan Allah. Kontrol bukan di tangan kita, melainkan di tangan Allah. 2. God gets what He wants. Allah mendapatkan apa pun yang Dia kehendaki. Banyak harapan dan doa manusia mungkin sampai saat ini belum dijawab atau diwujudnyatakan. Namun, tidak demikian bagi Tuhan. Tuhan dengan segala kemegahan-Nya pasti memperoleh hal yang dikehendaki-Nya. Yunus yang awalnya enggan menyatakan kebenaran firman kepada kota Niniwe, akhirnya berhasil memenangkan hati kota tersebut bagi Allah. Di tengah-tengah kemelut atau kekerasan hati kita untuk sungguh-sungguh menjalankan kebenaran-Nya, kiranya kita tidak tunduk pada ketakutan, keengganan, dan ketidakmampuan kita. Tuhan tetap menyertai hamba-Nya dalam menjalankan kehendak-Nya, dan sebaliknya jika kita masih saja merasa takut, atau ogah-ogahan, pasti ada cara Allah dapat menggunakan kita untuk melakukan kehendak-Nya. Lebih nyaman bersama Tuhan pada jalan-Nya yang lurus daripada jalan manusia yang berliku-liku seperti yang dialami Yunus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar