Senin, 08 Januari 2018

DAPATKAH ORANG KRISTEN YANG SUDAH LAHIR BARU DIRASUK SETAN?

DAPATKAH ORANG KRISTEN YANG SUDAH LAHIR BARU DIRASUK SETAN? BUKU : MENTAL ILLNESS OR DEMONISATION? HALAMAN : 5-7 BY : - Dr. Leslie Lim (Senior Consultant Psychiatrist, Singapura) - Douglas Koh (Deputy Executive Director the Metropolitan YMCA)
Ketika kita menjadi anak-anak Allah yang lahir baru, kita adalah milik Allah. Yesus bersemayam dalam diri kita dengan Roh-Nya yang kudus. Tubuh kita adalah bait Roh Kudus (1 Kor. 6:19). Seorang anak Allah yang lahir baru, berjalan dalam ketaatan kepada-Nya, dilepaskan dari genggaman Iblis. Paulus menyatakan dalam Roma 8:38-39 bahwa orang percaya akan selamat dalam Kristus yang tidak akan membiarkan apa pun, baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, untuk memisahkan kita dari kasih Allah. Yesus menyatakan dalam Yohanes 14:16-17 bahwa Dia akan mengirimkan Roh Kudus untuk bersemayam dalam kehidupan orang-orang percaya: Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima DIa, sebab dunia tidak melihat DIa dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. Kerasukan sama maknanya dengan kepemilikan total. Seorang Kristen tidak dapat dirasuki dalam pengertian ini karena Yesus Kristus telah membebaskannya dan telah menjadi milik-Nya, “memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan…” (2 Kor. 1:22). Dan, seorang Kristen tidak dapat dikuasai Roh Allah, tetapi juga dikuasai Iblis pada saat yang bersamaan. Namun, ketika dia melanggar perintah Allah dan melakukan dosa, dia membuka pintu bagi pengaruh Iblis ke dalam kehidupannya. Saat orang percaya berhubungan dengan okultisme, memuja berhala, menemui orang pintar, minum air ‘jampi-jampi’, mengandalkan mantra dan jimat untuk berlindung dari roh-roh sebelum menjadi anak Allah, Iblis telah mulai menanamkan kuasanya. Iblis mempengaruhi pikiran, emosi, dan kebiasaannya dengan beragam bentuk, tergantung kadar keterlibatannya. Semakin dia memberikan dirinya pada kegiatan okultisme, Iblis semakin menanamkan pengaruh, dan menguasainya. Pada kasus yang paling ekstrem, hal ini berujung pada peristiwa kerasukan bila orang itu tetap menjadi penyembah berhala. Pada kasus yang lebih ringan, dia akan menjadi budak dan terikat dalam belenggu kuasa Iblis. Belenggu semacam itu tidak menghilang ketika seseorang dilepaskan. Belenggu itu juga mempengaruhi rohnya. Dia takkan tertarik pada masalah-masalah kerohanian. Contohnya, dia sering tertidur selama ibadah berlangsung. Untuk melepaskannya dari rantai Setan yang membelenggunya, dia harus menyangkal kegiatan di masa lalunya yang sangat bertentangan dengan kehendak Allah. Jika dia tidak melakukannya, Iblis akan terus menguasainya. Meskipun dia tidak kerasukan Setan, dia akan merasa kesusahan untuk tumbuh dalam hal kerohanian. Dia lemah dan tidak berdaya, serta tidak berhasrat pada Kristus. Infiltrasi dan investasi Iblis ini harus dilepaskan dan diusir. Iblis harus diikat mati dan dihancurkan dalam nama Yesus lewat pelepasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar