Senin, 08 Januari 2018

BAHAYA BERBICARA DENGAN ORANG MATI

BAHAYA BERBICARA DENGAN ORANG MATI BUKU : MALAIKAT DI SEKITAR KITA HALAMAN : 165-166 BY : GARY KINNAMAN (SENIOR PASTOR DI WORLD OF GRACE CHURCH)
Sebagai seorang siswa Alkitab, saya harus percaya bahwa laporan-laporan mengenai jiwa-jiwa nyata dari orang-orang mati yang mengunjungi orang yang hidup barangkali memiliki dasar dalam beberapa aktivitas setan, mungkin seorang setan-setan yang menyamar sebagai orang yang dikasihi. Namun saya percaya bahwa tidak mungkin, pada keadaan-keadaan yang luar biasa, bahwa Tuhan mungkin menggunakan suatu penglihatan – bukan roh yang sebenarnya dari suatu pribadi – untuk memberitahu kita bahwa orang mati yang dikasihi itu mendapatkan kedamaian di hadirat Allah di surga. Istri saya, Marilyn, mengalami suatu pengalaman yang langka seperti itu beberapa hari setelah ibunya meninggal dunia. Dalam suatu saat yang tidak diduga, seperti kesurupan, ribuan mil jauhnya dari kuburan ibunya, Marilyn “melihat” wajah ibunya yang penuh sukacita tak terkatakan. “Penglihatan” ini begitu nyata, sehingga bertahun-tahun sesudahnya istri saya tak dapat menahan tangis setiap kali ia membicarakan hal ini. Pada saat yang berlalu dengan cepat itu, kelihatannya Tuhan membuka surge dan mengizinkan istri saya melihat bahwa ibunya sangat bahagia dan terpelihara baik di surge bersama Tuhan. Namun tak seorang pun dari kita, mempunyai perasaan bahwa ibu Marilyn entah bagaimana kembali dari kematian untuk mengunjungi kami, atau bahwa ia mendapatkan beberapa pesan bagi kami dari balik kuburnya. Ibunya sama sekali tidak berbicara kepadanya. Ia bahkan tidak melihat ke arahnya! Marilyn Cuma melihat wajahnya. Saya rasa, Alkitab meninggalkan suatu retak yang sangat halus di pintu antara yang hidup dan yang mati. Dalam kejadian-kejadian Injil, Yakobus, Petrus dan Yohanes melihat Musa dan Elia, orang-orang suci Perjanjian Lama yang telah lama meninggal, sedang berbicara dengan Yesus di gunung di mana Kristus diubahkan. Dari sini kita belajar bahwa yang mati tidak benar-benar mati. Namun kita juga harus memperhatikan bagaimana Musa dan Elia tidak pernah mengucapkan sepatah kata pun kepada para rasul. Pada kenyataannya, mereka bahkan tampaknya tidak mengakui keberadaan para rasul itu. Yesus – bukan perwujudan roh-roh Musa dan Elia – merupakan pusat dari kejadian itu dan fokus perhatian setiap orang. Yesus merupakan satu-satunya penghubung antara surge dan bumi, tangga dimana malaikat-malaikat naik dan turun (Yoh. 1:51). Yesus adalah Pengantara kita bukan seorang medium. Secara tegas Alkitab melarang penggunaan medium dan kontak langsung apa pun dengan orang mati: “Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. Di antaramu janganlah didapati seorang pun … atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati ” (Ul. 18:9,11). Dalam sebuah ayat yang lebih keras , Musa memperingatkan orang-orang Israel, “Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilempari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri” (Im. 20:27). Dengan mengabaikan banyaknya kebingungan yang mengganggu pengertian kita mengenai Setan dan pasukan jahatnya, tampaknya eksistensinya tidak bias disangkal. Dan bahwa ia sendiri ikut andil untuk menciptakan kebingungan di sekitar alam kegelapan. “Setan” merupakan suatu sinonim untuk “malaikat gelap”. Tetapi apa yang dilakukan oleh para malaikat kegelapan atas hidup ini? Subjek ini akan dibahas dalam pasal berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar