Rabu, 20 Maret 2019

ORANG PERCAYA DAN HUJAN


Yogyakarta, 19 Maret 2019
By: Agni Ardi Pratama

Ayub 38:28
"Apakah hujan itu berayah? Atau siapakah yang menyebabkan lahirnya titik air embun?"

Shalom,
Manusia adalah makhluk yang dikaruniai kemampuan memberikan respon, baik untuk yang tampak maupun yang tidak tampak. Tampak itu bisa kita lihat, dengar, dan rasakan. Sebaliknya respon yang tidak tampak tidak bisa didengar, dilihat, namun bisa ditangkap dengan 'rasa'. Rasa yang berbeda dengan kategori rasa lidah (manis, asam, asin, pahit, gurih).

Nah, salah satu hal yang tidak luput dari respon manusia adalah hujan (hujan air mentah). Saat musim panas menyengat bumi dan seisinya, kita merespon. Tetapi jarang yang merespon dengan berkata "wah aku senang sekali, terimakasih Tuhan untuk cuaca yang begitu terik ini. Meskipun sumurku mengering dan rumput untuk kambing-kambing juga tidak ada." Begitupun respon yang kita lontarkan ketika hujan turun sepanjang hari.

Komunitas yang paling khawatir dan menolak lahirnya hujan adalah komunitas yang rajin menyelenggarakan acara. Lucunya, komunitas orang percaya termasuk di dalamnya. Coba Saudara ingat-ingat ketika menjadi panitia Natal atau Paskah di suatu gereja. Baik sudah ingat....? Kalau belum jangan dipaksa hehe. Ketika rencana hari diadakannya acara sudah 'diketok', panitia akan memanjatkan doa. Nah... doanya itu supaya acara lancar. Supaya lancar, bersama-sama memohon kepada Tuhan salah satunya agar tidak turun hujan. Kalau hujan turun panitia khawatir banyak tamu undangan tidak datang, apalagi kalau konsep acaranya exdoor ditakutkan bubar.

Jadi, komunitas orang percaya berdoa menolak hujan karena khawatir. Orang percaya loh. Hujan itu karya siapa? Yang berhak menentukan turun atau tidak itu siapa?  Katanya jadilah kehendakNya.

Tapi saya tidak memaksa, semua kembali ke Saudara sendiri. Karena bisa jadi, Saudara tidak siap jika kehendak Tuhan yang jadi hehe... Saya pun masih belajar, karena kadang sering begitu.

Tuhan Yesus memberkati :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar