Senin, 19 November 2018

DAMPAK STRESS PADA HIPOTALAMUS

By: Agni Ardi Pratama
Mahasiswa Teologi-Konseling Kristen
UKRIM
Yogyakarta, 20 November 2018

Shalom,
    Manusia yang lahir di dunia umumnya pernah mengalami stress. Bahkan mungkin kita sendiri sering dibilang orang stress dan anehnya kita nggak terima dibilang begitu. Padahal dalam hati mengakui, kalau lebih dari itu hayoo...
   Jadi, apa itu stress?
Pendeknya adalah suatu keadaan tidak seimbang pada mental manusia, lebih banyak tegangnya, susahnya daripada santainya,senengnya.
Penyebabnya faktor eksternal. Misal, stress diputus pacar akibat ketahuan 'selingkuh dengan temen doi' duh... Stress beda dengan cemas. Kalau cemas disebabkan faktor internal. Misal, cemas kalau suatu saat pacarnya 'ditikung temen' akibat LDR-an, padahal itu belum atau tidak terjadi.
   Orang stress ada levelnya. Stress ringan, stress menengah, dan stress level berat. Salah satu cara mengetahuinya bisa dengan mengisi kuisioner tes Holmes.    
   Efek stress ada yang baik dan ada yang merusak. Dikatakan membangun jika stress itu tidak berkepanjangan dan membuat seseorang termotivasi untuk belajar menjadi lebih baik, lebih ikhlas, dan lebih mengandalkan Tuhan. Sebaliknya, yang merusak adalah stress berkepanjangan dan merusak, menurunkan fungsi otak secara permanen. Ginjal masih bisa dicangkok, tapi untuk saat ini pencangkokan otak maupun stem cell otak masih dalam tahap penelitian para ilmuwan medis. Repot sekali, kalau otak kita malfungsi permanen.
    Salah satu kerusakan otak akibat stress yaitu rusaknya bagian otak yang bernama Hipotalamus. Begini penjelasan dari Dr. Frank B. Minirt:
  ''Hipotalamus mengendalikan sistem saraf otonomik yang mempengaruhi banyak organ tubuh, berbagai otot lembut, dan tanggapan viskeral terhadap stress. Karena stress, seseorang siap untuk maju atau lari ketika organ-organ tubuh dan hormonnya dipengaruhi oleh sistem saraf otonomik yang diatur oleh hipotalamus. Sistem saraf otonomik juga mempengaruhi gairah seksual dan orgasme. Pendeknya, hipotalamus mempunyai banyak fungsi yang terpengaruh ketika orang mengalami stress:
- Detak jantung.
- Pencernaan.
- Pengendalian kencing.
- Persepsi sensor.
- Sistem endokrin.
- Gangguan psikomotorik.
- Amarah.
- Seks.
- Agresi.
- Suhu tubuh.
- Kebiasaan makan.
- Rasa haus.
- Kesadaran.
- Pola tidur.
- Ritme-ritme biologis.

Stress yang terus-menerus dapat mengakibatkan berbagai abnormalitas permanen pada fungsi tubuh yang sering diistilahkan sebagai gangguan psikosomatik(jasmani sakit akibat mental sakit/tidak seimbang).''

Bagaimana Saudara, masih ingin menjalin hubungan romantis dengan stress? Memilih Move on dari stress atau punya otak tapi rusak permanen?  :)

Tuhan Yesus memberkati.
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar